Awalnya nama Jemaat GKI Victori Kehiran Satu dulunya disebut Jemaat PAPAS (Padang Pasir) Kehiran. Alasan diberi nama Papas oleh karena kediaman wilayah pelayanan jemaat tersebut berkedudukan di daerah tanah pasir yang ditumbuhi tanaman alang-alang. Sejak awalnya daerah dimana anggota jemaat Victori Kehiran Satu bermukim, sudah sejak dulu dikenal masyarakat yang mendiami lemba howale fau (“howa =tanah adat, fau=dataran luas) dengan sebutan Kehiran. Dalam bahasa Sentani, “kehiran” terdiri dari dua suka kata “kehi” artinya “pasir” dan “ran” artinya “di atas”. Jadi, secara harfia “kehiran” berarti : “di atas pasir”.
Berdirinya Jemaat GKI Victori Kehiran Satu bukanlah melalui suatu proses Pekabaran Injil bagi suatu penduduk yang belum mengenal Injil, melainkan dimulai dari sebuah komunitas masyarakat kampung yang mediami dataran padang pasir, Kehiran. Melalui suatu aktifitas perkebunan masyarakat dari kampung asal mereka, Yoboy, maka terlahirlah persekutuan orang-orang percaya yang beribadah.
Hal ini merupakan cikal bakal lahirnya Jemaat GKI victori Kehiran Satu yang terus menerus mengalami pertumbuhan dan perkembangannya hingga saat ini. Boas Wally, Sang Motivator, Awalnya seorang pemuda, Boas Wally, yang baru saja menyelesaikan pendidikan di ST YPK Kotaraja, karena tidak diizinkan ayahnya, Baltazar Wally, untuk melanjutkan pendidikan di STM Kotaraja, maka ia berinisiatif membangun hidupnya secara mandiri dari orang tua dengan berternak ayam. Sekitar bulan Maret 1976, setelah mendapat persetujuan dari Ondofolo Kampung Yoboy, Matius F. Wally, sang pemuda ini mendiami dataran Kehiran seorang diri. Di tempat yang sepi inilah, tepatnya di bawah sebuah pohon sombar, Boas membangun rumah berdinding gaba dan beratapkan daun sagu, memelihara beberapa ekor ayam sebagai awal dari usahanya. Melihat anaknya hidup di hutan Kehiran seorang diri, sang ayah, Baltazar Wally, sesuai izin sang Ondofolo kampung Yoboy, ia mengambil keputusan ikut bersama seisi keluarganya yang lain dan menetap di Kehiran bersama Boaz.
Sebagai seorang pekerja Gereja, yang pernah mengabdikan dirinya selama kurang lebih 7 tahun di daerah azmat, menjadi seorang penginjil di antara suku ……, Baltazar Wally. Cikal bakal berdirinya jemaat GKI Victori Kehiran Satu pada prinsipnya tidak terlepas dari sebuah kelompok masyarakat asal kampung Yoboy yang mendiami dataran pasir Kehiran. Kehadiran sekelompok masyarakat itu adalah sekedar menjaga pohon-pohon buah matoa mereka. Oleh karena jarak antara kampung induk Yoboy dengan perkebunan mereka di Kehiran, maka didirikanlah pondok-pondok kecil sebagai tempat berteduh sementara. Berangsur-angsur jumlah kelompok masyarakat itu mulai bertambah dengan terlihat semakin banyak dibangunnya pondok-pondok kecil dari gaba sagu.